Interaksi Soasial dalam Dinamika Kehidupan Masyarakat

Kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari proses sosial. Proses sosial ini dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor apa sajakah itu? Marilah kita pelajari bab ini agar dapat mengamati kehidupan sosial di sekitar kita.

A. Interaksi Sosial (Proses Sosial)
Saat kita akan menyampaikan perasaan, pikiran, atau tindakan pasti memerlukan komunikasi. Kita pasti tidak lagi ingat kapan pertama kali melakukan komunikasi, tetapi dampaknya dapat kita rasakan dan dirasakan oleh orang lain. Dampak inilah yang sering kita sebut sebagai proses komunikasi. Komunikasi dibutuhkan dalam hidup manusia karena manusia adalah zoon politicon (manusia sebagai makhluk sosial). Artinya, manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu saling bergantung pada orang lain.

1. Interaksi sebagai Proses Sosial

a. Kontak Sosial
Jika kita amati perilaku teman atau orang tua setiap hari. Baik di sekolah, rumah maupun di lingkungan masyarakat, pasti mereka selalu berhubungan dengan orang lain. Kitapun setiap hari pasti melakukan kontak sosial. Lalu, apa yang dimaksud dengan kontak sosial?

Kontak sosial adalah hubungan antarindividu atau antarkelompok dalam sebuah komunitas. Apa guna kontak sosial? Kontak sosial berguna untuk saling bertukar berita dan bertukar informasi. Bagaimana jika kita tidak melakukan kontak sosial? Hal tersebut tidak mungkin terjadi. Kita pasti akan melakukan kontak sosial selama kita masih berada di tengah komunitas masyarakat. Kontak sosial merupakan syarat penting terjadinya interaksi sosial.

Ada beberapa macam kontak sosial yang dapat kita pelajari bersama. Berikut uraiannya.

1) Kontak Sosial menurut Cara atau Metode
(a) Kontak Sosial Primer
Tipe ini melibatkan sedikitnya dua orang untuk saling memberikan dan menerima informasi. Tentunya informasi ini berguna untuk minimal kedua orang tersebut.

(b) Kontak Sosial Sekunder
Kontak sosial sekunder adalah hubungan minimal dua orang dengan alat bantu. Alat itu biasanya disebut dengan media komunikasi. Media kontak ini ada beberapa jenis, pertama dengan media komunikasi tulis, seperti surat. Media ini digunakan masyarakat atau seseorang yang ingin berkomunikasi, tetapi dibatasi jarak dan waktu.

Media berikutnya adalah telepon, dengan telepon kita dapat berbicara seolah-olah seseorang tersebut ada di dekat kita. Konsekuensinya adalah biaya yang kita keluarkan lebih mahal daripada surat. Perkembangan telepon sekarang sangat maju dengan ditemukannya model telepon seluler. Kelebihan telepon seluler tidak hanya untuk bicara, tetapi dapat juga dengan variasi komunikasi teknologi 3G bahkan 4G (Video Streaming). Kita dapat berbicara dan melihat lawan bicara kita.

Media lainnya adalah metode visual, yaitu adanya siaran televisi. Dengan media siaran televisi, kita dapat melihat banyak hal di belahan dunia lain. Media komunikasi yang terbaru dengan menggunakan Internet. Melalui Internet, dunia seolah sangat kecil dan kita dapat mengakses semua informasi dengan bebas.

2) Kontak Sosial menurut Jumlah Pelaku
(a) Kontak Sosial Antarindividu
Kontak sosial antarindividu adalah model kontak sosial antarpribadi dengan kepentingan intern pribadi tersebut. Model ini terdapat dalam masyarakat dan kita juga melakukan hal tersebut dalam kehidupan ini. Bentuk kontak sosial ini dari berjabat tangan, menegur sapa, sampai saling bercakap. Bahan kontak sosial tentu berkaitan dengan masalah yang dihadapi dalam keseharian. Mulai masalah perekonomian, masalah pekerjaan, atau masalah mereka yang berdampak pada lingkungan mereka secara luas.

(b) Kontak Sosial Antarkelompok
Kontak sosial model ini dilakukan dengan dasar komunal. Apa arti komunal? Komunal adalah bersama-sama dan melibatkan banyak orang. Kontak sosial model ini biasanya terjadi jika ada masalah yang melibatkan dua kelompok besar.

(c) Kontak Sosial Antarkomunal dan Individu
Pernahkah kalian melihat Bapak Presiden SBY berpidato di hadapan para tamu negara atau di hadapan para mahasiswa? Pernahkah kalian melihat ayah kalian berbicara di hadapan anggota keluarga lain? Atau kalian sendiri berbicara mengutarakan idemu di hadapan anggota kelas? Hal serupa juga dilakukan guru kalian saat menjelaskan materi pembelajaran di kelas dengan model ceramah. Itulah contoh konkret dari bentuk kontak sosial antara individu dengan komunal. Bentuk kontak sosial ini sering dilakukan dalam lingkup kepemimpinan.

Dari sisi informasi, tentulah informasi yang disampaikan sangat penting dan memiliki dampak luas. Dengan demikian, banyak orang harus mendengar dan mencermati informasi tersebut. Contohnya, yaitu saat kita melihat orasi seseorang di depan para peserta demonstrasi. Sistem kontak sosial dalam masyarakat dilakukan oleh orang yang dianggap memiliki kedudukan dan berkaitan dengan kebijakan masyarakat. Misalnya, ketua RT, ketua RW, dan lurah. Kedua macam bentuk kontak sosial di atas dapat berpeluang menjadi negatif. Peluang negatif ini terjadi karena adanya benturan kepentingan dan tujuan antarpelaku kontak sosial. Benturan kepentingan ini dapat berupa konflik dalam tataran ide, konsep, ataupun pelaksanaan. Misalnya, saat terjadi kontak sosial antarpelajar yang didahului dengan kepentingan untuk saling menjelekkan. Saat seseorang memiliki ide berbeda pasti terjadi perselisihan pendapat karena idenya tidak sama.

Di bawah ini kita akan membandingkan bentuk kontak sosial yang terjadi dalam masyarakat.

No.Bentuk Kontak Sosial PositifBentuk Kontak Sosial Negatif
1Menegur sapa, bercakap-cakap, berjabat
tangan, dan berbincang-bincang.
Berseteru, berkelahi, dan marah-marah.
2Pertandingan olahraga yang melibatkan
tim, kerja bakti antarwilayah, perkumpulan
karang taruna, dan kelompok negara
nonblok.
Berkelahi antarkampung, tawuran pelajar,
gerombolan, dan klik (kelompok kecil dalam
komunitas).
3Menjadi pembicara di dalam kelompok
kerja, menjadi orator, dan memimpin
rapat.
Provokator dan tukang menghasut
masyarakat.

b. Komunikasi
Komunikasi merupakan syarat kedua terjadinya interaksi sosial setelah kontak sosial. Manusia tidak dapat mengembangkan diri tanpa bantuan orang lain. Setiap manusia harus mengembangkan identitas dirinya. Apakah identitas diri? Identitas adalah ciri khusus yang hanya dimiliki oleh seseorang secara unik. Identitas setiap pribadi dapat dimengerti dan dipahami orang lain bila terjadi komunikasi. Bentuk komunikasi dapat lewat penjelasan dari satu orang ke orang lain. Misalnya, guru menerangkan suatu materi pelajaran. Bentuk komunikasi yang lain juga dapat terwujud dalam diskusi. Diskusi adalah pembahasan ide atau pengalaman dalam kelompok dengan bertukar pikiran satu sama lain antara anggota kelompok.

Apa yang penting dalam komunikasi? Hal terpenting dalam komunikasi adalah tersampaikannya sebuah pesan dari seseorang kepada orang lain. Komunikasi dibedakan menjadi komunikasi langsung dan komunikasi tidak langsung.

1) Komunikasi Langsung
Komunikasi ini dilakukan antara individu dengan individu yang lain, dapat dua orang atau lebih untuk menyampaikan pesan. Bentuk ini tidak memerlukan media apa pun dalam prosesnya. Komunikasi seperti ini biasa terjadi dalam perundingan dan penyampaian ide atau perasaan. Ruang lingkupnya dapat dalam skala kecil (keluarga, teman, sahabat) atau dalam skala besar (rapat, pertemuan kelas, diskusi, seminar). Contoh di sekitar adalah saat keluarga kita menanggapi suatu hal/masalah.

2) Komunikasi Tidak Langsung
Jenis yang kedua ini adalah model komunikasi dengan bantuan alat tertentu. Model ini dapat juga kita lihat saat kita menggunakan surat dan telepon. Saat ini, banyak alat yang membantu manusia dalam menjalankan komunikasi. Sifat alat tersebut hanya membantu. Artinya, hal pokok dalam komunikasi tetap dijalankan oleh pelaku. Alat tersebut dapat berupa surat, pesawat telepon, televisi, dan beberapa alat lain.

Seiring dengan perkembangan teknologi, alat-alat yang digunakan untuk berkomunikasi juga semakin canggih. Telepon genggam (HP) menjadi alat yang sangat penting untuk berkomunikasi secara tidak langsung dengan orang lain. Selain berbicara langsung, melalui HP kita dapat mengirim short message service (sms). Tentunya SMS ini lebih dipilih untuk berkomunikasi karena murah dan efisien. Akan tetapi, di sisi lain muncul masalah, yaitu tata bahasa berantakan dan cenderung tidak jelas. Demikianlah semua hal selalu ada keuntungan dan kerugian. Oleh karena itu, kita harus mampu menyeimbangkan dalam menyikapi perkembangan zaman.

Kontak sosial dan komunikasi merupakan syarat mutlak terjadinya interaksi sosial. Apakah maksud dari interaksi sosial? Interaksi sosial adalah kata serapan dari bahasa Inggris, yaitu sosial interaction. Artinya, hubungan antara dua orang dalam menyampaikan (mengomunikasikan) ide dari seseorang kepada orang lain. Pada interaksi, terjadi proses saling memberi dan menerima informasi (pesan) atau saling memengaruhi satu sama lain. Interaksi sosial tidak selalu dengan tulisan dan bahasa. Interaksi sosial dapat dilakukan dengan bahasa tubuh (gesture) atau kode.

Sebagai contoh, A seorang warga negara Inggris bertemu dengan B seorang warga negara Indonesia. Keduanya tidak saling kenal, tetapi ketika bertemu, mereka saling senyum. Jadi, pada saat itulah terjadi proses interaksi sosial. Contoh lainnya, ketika mengamati pertandingan sepak bola Liga Indonesia. Beberapa pemain asing membuat bahasa isyarat kepada wasit tentang pelanggaran atau teknis permainan. Saat itulah interaksi sosial terjadi secara langsung. Bahasa isyarat atau tubuh yang digunakan oleh orang-orang cacat fisik juga merupakan contoh interaksi sosial.

Jadi, interaksi sosial merupakan dasar bagi semua aktivitas manusia yang berhubungan dengan orang lain. Proses interaksi tidak dapat dilepaskan dari kehidupan sehari-hari. Proses ini dapat terjadi apabila ada pertemuan dua orang atau lebih.

2. Faktor Interaksi Sosial
Munculnya proses interaksi dikarenakan kepentingan seseorang akan adanya orang lain. Kepentingan tersebut berhubungan dengan bidang kehidupan manusia, yaitu ekonomi, politik, sosial, dan moral.

a. Kepentingan Ekonomi
Kepentingan ekonomi adalah kepentingan seseorang yang saling bergantung satu sama lain. Hubungannya dalam perdagangan dan kebutuhan pemenuhan makan, sandang, dan papan. Interaksi dalam ekonomi dapat kita jumpai di pasar atau tempat perbelanjaan, di tempat terjadinya proses interaksi ekonomis.

Selain kepentingan ekonomis dalam bentuk barang, kepentingan ekonomis yang lain terlihat dalam bentuk jasa. Misalnya, banyaknya organisasi yang menawarkan jasa kepada masyarakat umum, seperti lembaga belajar, bank, rumah sakit, event organizer, jasa paket atau kurir, sampai jasa cuci. Semua produk jasa juga termasuk dalam interaksi ekonomi. Secara umum, interaksi ekonomi ditandai dengan adanya hubungan antara dua individu atau antara individu dengan lembaga yang menggunakan proses transaksi uang.

b. Kepentingan Politik
Jenis kepentingan ini digunakan oleh para anggota pemerintahan dan anggota partai politik untuk menjalankan kekuasaan negara. Di dalam kepentingan politik terdapat juga kepentingan keamanan dan pertahanan. Kepentingan ini secara umum ditandai dengan adanya proses transaksi politis dan kesepakatan untuk menjalankan negara.

c. Kepentingan Sosial
Dalam kepentingan sosial, seseorang selalu ingin mendapatkan tempat atau kedudukan dalam masyarakat. Kepentingan ini akan menimbulkan interaksi dalam masyarakat karena kedudukan seseorang ditentukan oleh pengakuan masyarakat sekitarnya. Jadi, mencari kedudukan tanpa pengakuan masyarakat sangat tidak mungkin terjadi.

d. Kepentingan Moral
Kepentingan moral berarti kepentingan yang berangkat dari keprihatinan akan rendahnya situasi moralitas masyarakat di wilayah tertentu. Situasi yang demikian menggugah para pemerhati sosial untuk menggalang kegiatan moral agar mutu masyarakat meningkat. Contoh kepentingan moral, yaitu siar agama, pelatihan keterampilan masyarakat, dan pembinaan masyarakat oleh pemerintah. Tujuannya agar kesadaran masyarakat di wilayah tersebut timbul untuk maju bersama dengan masyarakat di wilayah lain dalam membangun bangsa.

3. Ciri Interaksi Sosial
Pada pelaksanaannya, interaksi sosial di masyarakat dibedakan dengan ciri-ciri dan derajat. Perbedaan tersebut didasarkan pada jumlah orang atau manusia yang berinteraksi, waktu berinteraksi, dan tempat berinteraksi. Oleh karena itu, ciri interaksi sosial dibedakan sebagai berikut.
  1. Jumlah pelaku interaksi terdiri dari dua orang, yang bersifat pribadi dan tertutup atau banyak orang yang bersifat terbuka.
  2. Komunikasi yang terjadi dalam interaksi menggunakan simbol-simbol tertentu. Dalam hal ini, tidak semua interaksi yang dijalankan atau yang kita jumpai tidak selalu menggunakan bahasa lisan.
  3. Interaksi sosial yang terjadi selalu dalam kurun waktu tertentu. Artinya, terjadi dalam dimensi waktu nyata yang dapat dilihat, dijalankan, dan dialami oleh semua pihak.
  4. Proses interaksi sosial tidak lepas dari kepentingan atau tujuan tertentu. Kepentingan atau tujuan ini dapat diketahui apabila ada komunikasi yang terjalin.
Sementara itu, derajat dalam interaksi sosial dapat dibedakan menjadi tingkat dangkal dan tingkat dalam.

a. Derajat atau Tingkat Dangkal
Hal ini terjadi apabila bentuk hubungan atau komunikasi tidak berkesinambungan dan hanya berlangsung sesaat. Misalnya, saat kita ke toko buku. Ketika buku yang kita cari sudah ketemu maka kita mendatangi kasir dan membayar sesuai jumlah nominal. Pertemuan kita dengan kasir sebatas membayar buku yang kita beli. Hal ini termasuk interaksi sosial tingkat dangkal.

b. Derajat atau Tingkat Dalam
Hal ini ditandai dengan interaksi yang terus-menerus dijalankan. Misalnya, dalam keluarga, hubungan kita dengan orang tua tidak sebatas pada kebutuhan pemenuhan uang saku saja. Akan tetapi, komunikasi yang secara terus-menerus diperjuangkan untuk memperbaiki keluarga.
Perilaku sosial manusia sangat memengaruhi kehidupan seseorang. Ada lima konsep penting dalam gerakan interaksi sosial agar dapat menjalankan interaksi sosial dengan baik. Tujuannya untuk mengubah sikap pribadi agar dapat menyikapi perkembangan dan perubahan masyarakat saat ini. Kelima teori tersebut, yaitu OCEAN.

1. Openness to The Experience (Keterbukaan terhadap Pengalaman)Hal ini mengharuskan seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan dan terus bertahan dalam interaksi
sosial. Akhirnya, dapat memberikan sumbangan ide dan pikiran bagi masyarakat.

2. Counsiuosness (Kesadaran)Artinya, dalam berinteraksi kita tidak dipaksa oleh pihak mana pun sehingga kita bebas mengembangkan diri
dalam masyarakat. Dengan demikian, kita dapat mengembangkan masyarakat juga.

3. Extroverts (Tampil Berani)Jika kita mampu melakukan sesuatu maka kita tidak perlu menutupi atau tidak tampil dan menunjukkan
keahlian kita. Selain itu, kita tidak perlu minder dalam berhubungan dengan orang lain.

4. Agreeableness (Sikap Menyetujui)Sikap menyetujui terhadap perkembangan dan perubahan zaman dibutuhkan agar kita tetap dapat berinteraksi.
Meskipun begitu, sikap berhati-hati tetap diperlukan. Jangan sampai kita menjadi budak bagi teknologi atau
kecanggihan teknologi, namun kita dapat memanfaatkan untuk kebaikan manusia.

5. Neurotism (Sanggup Berada dalam Tekanan)Kadang-kadang, kita mudah putus asa dan mudah menyerah. Semangat berinteraksi seperti ini akan menutup diri kita untuk membuka cakrawala lebih luas. Sikap tahan banting menghadapi siapa pun diperlukan untuk pengembangan pribadi agar kita memiliki banyak partner dalam bersosialisasi.

(Rheinald Kasali, Recode Your Change DNA, 2007)
4. Faktor-Faktor Interaksi Sosial
Faktor interaksi sosial digolongkan menjadi empat, yaitu sugesti, imitasi, simpati, dan identifikasi.

a. Sugesti
Sugesti adalah pengaruh yang diterima seseorang karena kejadian tertentu. Tujuannya untuk memberikan pengaruh berpikir logis dan pengetahuan baru kepada seseorang tanpa melakukan kritik secara langsung, sehingga akan menimbulkan sikap tertentu. Beberapa contoh sugesti sebagai berikut.
  1. Pengaruh yang diberikan secara visual biasanya dilakukan lewat penayangan iklan di media televisi. Tujuannya adalah menyugesti (memengaruhi) pendapat seseorang tentang sebuah produk yang dijual oleh perusahaan tertentu. Iklan dibuat unik, menarik, dan mudah diterima untuk menarik rangsangan penonton dari semua kalangan umur.
  2. Pengaruh dokter jika kita sakit dalam memberikan nasihat membuat kita percaya dan mempercepat penyembuhan. Saran dokter menjadi saran yang menurut kita mampu menyembuhkan atau men jadi jalan bagi kita untuk sembuh.
  3. Pengaruh dari sahabat. Saran dari seorang sahabat biasanya menjadi jalan keluar bagi permasalahan kita setelah kita menceritakan permasalahan kita.
Sugesti dapat terjadi apabila terdapat beberapa hal berikut ini.

1) Sugesti karena Keterbatasan Pikir
Artinya, orang yang lelah atau capek akan mudah tersugesti. Misalnya, saat kita lelah sehabis olahraga maka kita akan teringat iklan TV tentang minuman yang menyegarkan. Kita akan bergegas membelinya.

2) Sugesti karena Disosiasi
Sugesti ini terjadi pada orang yang mengalami tekanan-tekanan sosial. Misalnya, seseorang yang merasa dikucilkan dalam kelompok akan merasa tertekan dan ingin memberontak.

3) Sugesti karena Kewenangan atau Otoritas
Sugesti tersebut dilakukan oleh orang yang memiliki kewenangan atau otoritas tertentu. Misalnya, perkataan dari pejabat atau presiden yang kita percayai sebagai sesuatu yang baik.

4) Sugesti karena Kepercayaan
Sugesti model ini adalah sugesti yang diminta oleh seseorang kepada orang lain. Contohnya, saat kita sakit dan periksa ke dokter spesialis. Semua petunjuk dokter akan kita percayai dan lakukan demi kesembuhan. Kalaupun orang lain yang mengatakan, belum tentu kita percaya.

b. Imitasi
Imitasi adalah proses seseorang menirukan sesuatu yang dilakukan oleh orang lain. Apa yang ditiru oleh masyarakat? Masyarakat dapat meniru gaya, penampilan, atau sikap hidup seseorang atas orang lain. Sebagai contoh, saat kita membeli pakaian kadang-kadang kita meniru gaya penampilan seseorang atau disebut dengan istilah tren. Contoh lain, saat kita meniru keteladanan dari seorang tokoh pahlawan karena keberanian atau kejujurannya dalam berjuang. Meniru sikap orang tua kita karena sangat baik kepada setiap orang, tidak hanya pada anggota keluarganya.

Proses imitasi berlangsung jika ada minat dari seseorang untuk meniru. Minat untuk meniru ini dapat dilihat dari bagaimana seseorang sangat membanggakan sesuatu yang ingin ditirunya. Selain itu, seseorang juga harus memahami apa yang akan dilakukan atau ditirunya sehingga imitasi dapat dilakukan. Media yang dapat menyosialisasikan hal tersebut diperlukan untuk mempercepatproses imitasi. Media yang sangat efektif adalah media komunikasi visual, yaitu televisi. Gaya, penampilan, dan ide kreatif dapat dilihat sehingga proses imitasi akan berlangsung lebih cepat dengan adanya televisi.
Kita sering menjumpai, baik di televisi, masyarakat, maupun berita koran dan radio tentang penyalahgunaan kewenangan. Penyalahgunaan kewenangan ini banyak macam atau jenisnya. Salah satunya adalah tindakan korupsi. Korupsi adalah penggelapan atau pengggunaan uang negara untuk keperluan pribadi. Korupsi muncul sebagai akibat dari ketidakmampuan seseorang dalam menjalankan perannya sesuai status sosial yang dimilikinya. Seseorang berkorupsi menunjukkan bahwa dirinya tidak siap untuk menduduki jabatan yang diserahkan kepadanya. Jika demikian, peran sosialisasi diri terhadap lingkungannya tidak dapat berjalan hanya karena faktor keserakahan. Kesimpulannya adalah kedudukan sosial tidak dapat disertai dengan kepentingan pribadi yang melebihi fungsi kedudukan sosial tersebut.
(Sumber: ”Mentalitas Sosial di Tengah Arus Konsumerisme”, artikel Ig. Kingkin Teja A.)
c. Simpati
Sikap simpati adalah sikap menghargai sesuatu yang dirasakan oleh orang lain. Sikap ini merupakan wujud nyata tindakan atau keinginan untuk merasakan yang dirasakan orang lain. Sikap ini ditandai dengan keinginan seeorang untuk membantu seseorang yang menderita atau membutuhkan bantuan. Misalnya, terjadi gempa di kota lain, kita ikut merasakan penderitaan mereka dengan membantu dalam bentuk apa pun sesuai kemampuan kita.

Sikap yang berhubungan dengan sikap simpati adalah sikap empati, yaitu sikap mental seseorang seolah-olah berada dalam situasi orang lain. Contohnya, saat teman kalian mengalami kecelakaan maka perasaan kalian pada waktu itu seolah-olah kalian yang mengalami kecelakaan. Sikap ini akan membentuk pengertian dan pemahaman seseorang terhadap keadaan orang tertentu. Dengan demikian, kita akan mampu menghormati dan mengambil tindakan nyata, tidak hanya diam. Akan tetapi, sungguh mampu untuk berbuat sesuatu.

Baik sikap simpati maupun empati dapat dilaksanakan jika ada motivasi. Motivasi adalah keinginan manusia secara sadar tanpa paksaan pihak mana pun. Tujuannya untuk melakukan sesuatu sebagai langkah awal berinteraksi sosial. Oleh karena itu, kita harus terus memupuk rasa simpati dan empati dalam keseharian kita.

d. Identifikasi
Identifikasi merupakan proses untuk menjadi sama dalam beberapa hal secara fisik dengan orang lain. Hal ini ditandai dengan meniru gerak fisik, gaya busana, keteladanan, dan beberapa perilaku lain. Proses peniruan ini juga dipengaruhi oleh pengaruh kejiwaan dari seseorang. Artinya, mental seseorang untuk memutuskan mau mengikuti atau tidak. Semakin stabil mental seseorang maka tidak akan mudah meniru. Akan tetapi, semakin mudah menyerap dan memahami nilai dan makna sebuah proses yang dilakukan orang lain.

5. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Telah kita pelajari tentang komunikasi. Adalah bahwa Komunikasi terdiri dari komunikasi langsung dan tidak langsung. Sedikit mengulang bahwa komunikasi terjadi karena ada pesan yang ingin disampaikan seseorang kepada orang lain. Syarat komunikasi, yaitu ada pesan yang ingin disampaikan dan ada orang lain yang kita tuju untuk menyampaikan pesan tersebut. Jika dilihat lebih jauh, bentuk interaksi sosial meliputi berbagai kelompok, yaitu sosial, kemasyarakatan, asosiatif, dan statistik.

a. Kelompok Sosial
Kelompok sosial muncul karena adanya kesadaran bahwa masih ada keterikatan antarindividu dalam lingkup tertentu. Misalnya, kelompok kekerabatan keluarga besar Sitorus. Artinya, kelompok ini merupakan kumpulan keluarga Batak yang masih diakui menjadi anggota Marga Sitorus.

b. Kelompok Kemasyarakatan
Kelompok ini muncul karena adanya kesamaan dalam diri anggotanya. Selain itu, belum ada kelompok lain yang menaungi kepentingan mereka secara khusus. Misalnya, kelompok pecinta alam dan kelompok masyarakat dengan jenis golongan darah sama.

c. Kelompok Asosiatif
Kelompok ini muncul karena adanya kesamaan kepentingan dan ingin bersatu dalam kelompok formal yang berstruktur organisasi. Misalnya, OSIS dan PSSI.

d. Kelompok Statistik
Secara khusus, kelompok ini berbeda dengan kelompok lain. Kelompok ini tidak ada hubungan sosial secara khusus. Kelompok ini dibentuk oleh para pengamat atau ilmuwan untuk menggolongkan masyarakat demi kepentingan studi. Misalnya, kelompok usia 0–5 tahun dan kelompok tamatan pendidikan SMP–kelompok tamatan pendidikan SMA. Kelompok-kelompok itu ada dalam tatanan masyarakat kita yang secara alamiah membentuk jaringan sosial atau masyarakat. Sementara itu, menurut Emile Durkheim, sosiolog dari Jerman mengatakan bahwa pembedaan kelompok meliputi solidaritas mekanis dan solidaritas organis.

a. Solidaritas Mekanis
Solidaritas dalam bentuk ini adalah solidaritas yang terjadi dalam masyarakat yang masih sangat sederhana. Kelompok-kelompok hidup terpisah dan tersebar. Jadi, tidak berdekatan secara geografis. Ciri-ciri pada kelompok ini sebagai berikut.
  1. Pembagian kerja belum ada, semua orang mengerjakan apa yang menjadi keinginannya.
  2. Pemenuhan kebutuhan dilengkapi dan dicukupi secara personal.
  3. Semua anggota kelompok tidak saling memengaruhi sehingga tidak ada kerja sama yang tampak.
  4. Aturan yang dibuat dilaksanakan bukan atas kesadaran, melainkan atas rasa takut.
  5. Sanksi tujuannya bukan untuk menyadarkan seseorang atas kesalahan, melainkan semata-mata hanya menghukum.
  6. Berlaku hukum kekuatan alam, yaitu siapa yang kuat akan menjadi pemimpin.
b. Solidaritas Organis
Berikut ciri-ciri solidaritas organis.
  1. Pembagian kerja dilakukan secara rinci dan terstruktur.
  2. Setiap pekerja memiliki tugas, kewenangan, dan tanggung jawab.
  3. Terbentuk sistem saling bergantung satu sama lain untuk menciptakan hasil kerja yang optimum.
  4. Ciri lain, yaitu apabila dalam satu bagian tidak dapat berperan optimal, akan berpengaruh pada yang lain. Misalnya, jika petani gagal panen, beras akan langka dan pengaruhnya pada pasar adalah harga yang mahal. Akibatnya, pengaruh bagi masyarakat miskin adalah ketidakmampuan membeli beras dan timbul ancaman bahaya kelaparan. Pemerintah akan melakukan impor beras, artinya anggaran negara bertambah besar. Akibatnya lagi, negara akan menambah daftar utangnya kepada negara donor dan begitu seterusnya.
6. Penggolongan Interaksi Sosial
Interaksi sosial dapat digolongkan menjadi proses asosiatif, disosiatif, oposisi, dan diferensiatif.

a. Proses Asosiatif
Proses asosiatif adalah proses interaksi sosial yang mengarah pada kerja sama dan persatuan. Proses asosiatif dibagi menjadi empat kategori, yaitu kooperasi, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi.
1) Kooperasi
Kooperasi, yaitu kerja sama antarwarga negara untuk menjalankan aktivitas bersama. Tujuan kegiatan kooperasi adalah memajukan masyarakat. Kooperasi dalam masyarakat dapat berupa kerja bakti, dalam politik dilakukan dengan istilah koalisi. Koalisi adalah kerja sama dua atau lebih partai politik dan membentuk satu fraksi (kekuatan politik ) baru. Dalam bidang ekonomi ada istilah merger, yaitu bergabungnya dua atau lebih perusahaan menjadi satu perusahaan baru.

2) Akomodasi
Proses akomodasi adalah proses yang terjadi dalam masyarakat sekitar kita untuk berusaha menjalankan norma yang berlaku. Norma adalah aturan-aturan yang terdapat dalam masyarakat dalam bentuk tidak tertulis. Norma biasanya dibuat menurut kesepakatan lingkungan tertentu. Setelah norma dijalankan oleh masyarakat, harapannya norma tersebut akan dipahami oleh masyarakat. Tujuannya agar tidak terjadi pertikaian atau konflik akibat salah paham dengan norma tersebut atau pelaksanaannya yang terpaksa.

Dalam akomodasi terdapat istilah koersi, kompromi, mediasi, konsiliasi, dan adjudikasi. Koersi adalah akomodasi yang dipaksakan. Kompromi adalah menyelesaikan konflik dengan jalan tengah dan tidak merugikan pihak yang berkonflik. Mediasi adalah penyelesaian masalah dengan menghadirkan pihak ketiga untuk membantu menyelesaikan. Konsiliasi adalah menyelesaikan permasalahan dengan dialog. Adjudikasi adalah menyelesaikan masalah sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

Proses akomodasi mempunyai manfaat yang dapat kita ambil, yaitu meredakan konflik dan mengusahakan persatuan.
(1) Meredakan Konflik
Usaha meredakan konflik dalam masyarakat sangat diutamakan agar kerukunan tetap terjalin. Meskipun demikian, bukan berarti konflik itu salah. Konflik dibutuhkan untuk mengoreksi ide atau kebijakan. Konflik menjadi negatif apabila pelaku konflik tidak menggunakan akal sehat dan cenderung menggunakan kekuatan massa. Konflik model inilah yang salah dan bertentangan dengan hukum dan norma Indonesia.
(2) Mengusahakan Persatuan
Persatuan yang diusahakan dapat berupa penyatuan dan penggabungan pendapat atau ide dari berbagai individu. Dengan demikian, tidak terjadi perpecahan di kalangan masyarakat. Perpecahan dapat disebabkan oleh banyak faktor. Faktor rentan yang menyebabkan perpecahan adalah faktor keyakinan dan ekonomi. Faktor ekonomi menjadi rentan jika terjadi celah perekonomian yang sangat kelihatan (jurang pemisah kaya dan miskin). Faktor ekonomi menjadi faktor yang sangat sensitif jika tidak ditangani secara serius.
3) Asimilasi
Proses asimilasi adalah proses interaksi dua kelompok masyarakat yang keduanya melebur menghilangkan perbedaan untuk melakukan persatuan. Proses ini sering terjadi karena dua pihak merasa ingin berkembang bersama tanpa mempermasalahkan perbedaan yang ada. Syarat terjadinya asimilasi adalah bila ada perbedaan ciri khas di antara dua kelompok. Proses asimilasi dapat dibantu dengan adanya perkawinan antarkelompok toleransi, sikap terbuka, dan sedikit persamaan unsur kebudayaan. Berikut tersaji tabel yang berisikan tentang faktor pendorong dan penghambat adanya asimilasi.
Faktor PendorongFaktor Penghambat
Tingkat toleransi masyarakat tinggi.
Tingkat toleransi tinggi karena masyarakat
terbuka dengan keadaan sosial di sekitarnya.
Toleransi rendah karena
masyarakat terisolasi dari pengaruh
perkembangan zaman.
Memiliki persamaan peristiwa
sejarah dalam sebuah wilayah.
Adanya perasaan waswas atau curiga.
Perasaan ini muncul karena pihak lain
tidak mengalami peristiwa sejarah yang sama
sehingga nilai-nilainya berbeda.

4) Akulturasi
Akulturasi adalah proses sosial yang terjadi karena pertemuan dua kebudayaan secara berkesinambungan. Pertemuan ini akan menghasilkan ciri tertentu dan masih meninggalkan ciri asli tiap kelompok budaya.

Kita tentu pernah mendengar atau melihat, baik langsung maupun tidak langsung tentang ornamen candi dan reliefnya. Bentuk ornamen dan relief itulah yang dinamakan dengan akulturasi. Akulturasinya terletak di mana? Jawabannya, akulturasi terletak pada seni pahat relief dan struktur bangunan candi. Bangunan candi di Indonesia adalah khas Indonesia yang sudah ada sebelum Hindu masuk ke Indonesia. Seni pahatnya merupakan seni asli Indonesia, hanya ceritanya menggunakan dasar epos Ramayana dan Mahabarata yang berasal dari India.

Contoh, Sunan Kalijaga melakukan siar Islam di pesisir utara Pulau Jawa sampai ke daerah Demak Bintoro (Jawa Tengah sekarang). Beliau juga menggunakan konsep wayang agar masyarakat mudah mencerna makna dan isi dari ajaran-ajarannya. Akulturasi akan dipandang positif bila kita selektif dalam menerima akulturasi dan tidak asal memadukan saja. Pedomannya adalah nilai yang tersirat dalam kebudayaan asing tidak bertentangan dengan kebudayaan Indonesia.

b. Proses Disosiatif
Proses disosiatif adalah proses interaksi sosial yang mengarah pada perpecahan antarmasyarakat. Proses disosiatif merupakan proses interaksi yang dijalankan dalam bentuk persaingan, kontroversi, dan pertentangan. Proses disosiatif terjadi karena pertentangan yang disebabkan perbedaan-perbedaan. Artinya, perbedaan ide dan perbedaan persepsi serta tidak ditemukan jalan keluar bagi pihak-pihak yang berinteraksi.

Sangat wajar jika terjadi perbedaan pada kondisi masyarakat yang jamak. Mengapa wajar? Karena setiap pribadi yang berasal dari lingkungan berbeda akan memiliki pertimbangan berbeda pula. Misalnya, salah satu teman kita berasal dari daerah lain tentu memiliki kebiasaan yang berbeda. Apabila kita menyikapinya dengan terbuka dan menerima semua teman apa adanya maka perpecahan tidak akan terjadi. Jika kita menganggap kebiasaan lain salah, yang akan terjadi adalah saling menjelekkan kemudian menimbulkan konflik. Konflik inilah akar dari perpecahan yang sangat merugikan kita dan orang lain sebagai kelompok sosial.

c. Oposisi
Proses ini terjadi pada sekelompok manusia yang selalu mencoba menyalahkan hal atau kebijakan yang telah dibuat sebelumnya. Seseorang yang melakukan oposisi disebut dengan oposan. Seorang oposan akan selalu menyerang pendapat orang lain yang tidak sesuai dengan jalan pikiran dan idenya tanpa memiliki alasan pasti. Akibat yang ditimbulkan adalah perpecahan dalam skala besar. Jika hal ini tidak segera diselesaikan, akan menimbulkan permusuhan yang meluas.

Interaksi model oposisi biasa terjadi dalam pemerintahan dengan sistem parlemen. Indonesia tidak mengenal oposisi dalam pemerintahan karena tidak menginginkan adanya perpecahan di tubuh pemerintah. Pengalaman interaksi oposisi di pemerintahan pernah dilakukan di Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Soekarno. Akibatnya, pemerintahan sering berganti, tetapi tidak menghasilkan pembangunan yang dibutuhkan rakyat. Berdasarkan pengalaman tersebut, Indonesia tidak mengenal lagi oposisi dalam sistem pemerintahan. Berikut disajikan tabel keuntungan dan kerugian dari pola oposisi.

Keuntungan OposisiKerugian Oposisi
Program kerja pemerintah dapat dipantau
secara objektif.
Kepentingan partai politik lebih dominan
daripada kepentingan rakyat.
Rakyat menjadi kritis dengan pola pemikiran
berimbang pada parlemen.
Program pemerintah sulit berjalan apabila
partai atau kelompok oposisi selalu melakukan
mosi tidak percaya.
Kinerja pemerintah dapat berjalan dengan
profesional.
Banyak perdebatan yang tidak berujung pada
kebijakan.

d. Diferensiasi
Interaksi model diferensiasi diperuntukkan bagi seseorang dalam memperoleh haknya sesuai dengan apa yang dikerjakannya. Misalnya, seorang siswa akan mendapatkan nilai setelah proses tagihan dalam bentuk ulangan tertulis ataupun bentuk lain. Contoh lain dalam masyarakat adalah apabila seseorang mendapat gaji setelah bekerja sesuai dengan keahliannya.

Proses diferensiasi selalu diperjuangkan oleh masyarakat dalam memperoleh keadilan atas dirinya. Interaksi model ini biasanya terjadi antara warga negara dengan institusi tempat dia bekerja. Di dalam keluarga juga terjadi proses diferensiasi, yaitu saat kita mendapat perlakuan yang seimbang. Misalnya, kebutuhan primer diprioritaskan oleh orang tua kita daripada kebutuhan untuk berwisata.

e. Kompetisi
Tujuan kompetisi adalah usaha untuk mencapai prestasi dengan cara mempertahankan mutu dan kualitas kerja serta sarana agar masyarakat terus berkembang. Setelah memahami tujuan kompetisi, kita akan membahas bentuk persaingan yang terjadi dalam masyarakat. Bentuk persaingan dalam masyarakat meliputi, sosial, kebudayaan, politik, ekonomi, dan teknologi.

1) Kompetisi Sosial
Bentuk persaingan sosial adalah bentuk persaingan yang memperebutkan kedudukan atau jabatan dalam masyarakat. Persaingan ini dapat berbentuk persaingan ide atau kemampuan intelektual. Persaingan intelektual misalnya, saat kampanye antaranggota legislatif atau calon penguasa. Setiap calon akan mempresentasikan hasil ide atau pemikirannya dan siap ditandingkan dengan ide lawannya.

2) Kompetisi Kebudayaan
Kompetisi kebudayaan adalah bentuk kompetisi antar dua lembaga masyarakat yang memiliki kebudayaan berbeda. Persaingan ini biasanya berbentuk ekspo (pamer) keunggulan kebudayan masing-masing. Bentuk persaingan ini positif selama dalam kerangka ekspo sebagai ajang untuk menggali nilai-nilai budaya lebih dalam. Apabila persaingan menuju arah chauvinisme, sebaiknya dihentikan karena tidak ada sudut pandang objektif mengenai kebudayaan. Chauvinisme memandang semua hal di luar lingkungannya tidak setara dengan budayanya atau lebih rendah dari budayanya.

3) Kompetisi Politik
Kompetisi politik terjadi dalam dunia pemerintahan di semua negara. Kompetisi ini merupakan ajang untuk saling memperkuat posisi dalam pemerintahan. Kompetisi dilakukan agar setiap lembaga pemerintahan dapat mengatur dan membuat kebijakan yang benar-benar menguntungkan rakyat. Dengan begitu, pemerintah akan dipercaya masyarakat dan kelak mendapat simpati banyak dari rakyat di saat pemilu.

4) Kompetisi Ekonomi
Kompetisi ekonomi adalah persaingan dalam bidang perekonomian karena keinginan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih banyak. Oleh karena itu, kompetisi ekonomi akan menghasilkan banyak tawaran produk di masyarakat. Tidak heran jika pemasaran sebuah produk sangat kreatif dan dapat memengaruhi masyarakat untuk membeli produk tersebut.

5) Kompetisi Teknologi
Kompetisi model ini merupakan jenis kompetisi yang terkonsentrasi dalam bidang iptek. Kemajuan iptek selalu disikapi dengan keikutsertaan masyarakat dalam menggunakannya. Saat ini, kompetisi teknologi menjadi lambang kemajuan dan kedinamisan anak muda. Kita dapat menggenggam dunia dengan Internet. Kita dapat menembus batas jarak geografis dengan telepon seluler. Banyak penyakit yang dapat ditanggulangi dengan kemajuan teknologi kedokteran. Kemajuan di bidang biologi menghasilkan cara kloning tumbuhan dan hewan untuk mendapat spesies berguna bagi manusia.

B. Sosialisasi

1. Sosialisasi sebagai Proses Pembentukan Kepribadian
Kepribadian seseorang tidak dapat dilepaskan dari pengaruh kebudayaan. Kebudayaan adalah hasil olah pikir manusia yang menjadikan manusia berbeda dengan makhluk hidup lain. Manusia dalam hal budaya sangat berperan dominan. Luapan sikap emosional, kegembiraan, kesedihan, dan beberapa sikap lain merupakan cermin dari perilaku manusia. Setiap manusia tentu memiliki cara atau kekhasan masing-masing dalam menyampaikan cara untuk menampilkan sikap mereka.

Sosialisasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sosialisasi primer dan sosialisasi dalam arti luas. Sosialisasi primer ditandai dengan proses sosialisasi di tingkat terbatas. Sosialisasi ini biasanya dilakukan dalam lingkup keluarga inti yang terdiri dari orang tua dan saudara kandung. Sosialisasi model ini merupakan sosialisasi awal yang merupakan langkah pertama dari pembentukan kepribadian. Sosialisasi kedua adalah sosialisasi dalam arti luas, yaitu sosialisasi yang dilakukan di luar lingkup keluarga. Sosialisasi model ini lebih luas dan cakupan personalnya lebih banyak. Sosialisasi ini merupakan sosialisasi terbuka yang dapat dilakukan antarindividu atau antara individu dengan kelompok.

Beberapa sosiolog mengemukakan teori mengenai tahapan sosialisasi. Untuk itu, mari kita pelajari pendapat para tokoh tersebut.
a. Robert M.Z. Lawang
Proses sosialisasi merupakan proses pembelajaran tentang nilai, aturan, dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Pembelajaran ini akan menghasilkan daya kreatif seseorang untuk berpartisipasi (terlibat aktif) dalam usahanya memahami lingkungan.
b. Laurence
Sosialisasi adalah proses untuk menguasai pendidikan dan atau kebudayaan yang belum pernah diketahui. Proses pembelajaran ini mengenalkan seseorang pada nilai kehidupan lain dalam masyarakat di luar lingkup masyarakatnya.
c. Krathwohl
Sosialisasi adalah proses penyesuaian diri (adaptasi) pada lingkungan baru yang sebelumnya bukan merupakan bagian dari wilayahnya. Adaptasi ini dapat berupa adaptasi lingkungan fisik atau lingkungan nonfisik (kebiasaan).

2. Faktor-Faktor Pembentuk Kekhasan Seseorang
Kekhasan seseorang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor di bawah ini yang akan membentuk kebudayaan. Faktor-faktor yang berperan dalam pengembangan kepribadian meliputi beberapa faktor sebagai berikut.

a. Faktor Lingkungan Fisik
Faktor ini mencakup faktor geografis, iklim, suhu, kesuburan tanah, dan arah angin. Pengaruh dari faktor fisik ini sangat besar bagi perkembangan seseorang. Perilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungannya. Seseorang dari daerah dingin tentu memiliki perilaku berbeda dibandingkan seseorang dari daerah tropis. Sebagai contoh, kebiasaan minum wedang jahe di darah dingin seperti di Bandung.

b. Faktor Lingkungan Sosial Budaya
Faktor ini dipengaruhi oleh keberadaan kelompok dalam masyarakat. Dalam kelompok, orang akan mendapatkan pengalaman sosial dan budaya. Hal ini akan memengaruhi seseorang dalam bersikap dan bertindak. Pengalaman budaya yang dialami oleh seseorang tentu tidak sama. Pengalaman budaya sangat membantu seseorang berkembang dalam bersosialisasi. Faktor ini membuat manusia memahami orang lain dari sisi kultural sehingga akan mengurangi konflik di tingkat masyarakat.

Sebagai contoh, dalam lingkungan masyarakat yang plural (jamak atau beragam) sangat rentan terhadap konflik. Masalah kecil saja dapat memicu terjadinya konflik. Seseorang yang tidak mengenal budaya dari wil ayah lain tentu akan menganggap budaya yang dimilikinya selalu benar. Kebanyakan orang yang berasal dari lingkungan keras akan memiliki perasaan terbuka dan berwatak keras pula. Inilah contoh konkret dari pengaruh lingkungan sosial budaya.

c. Faktor Keturunan atau Waris
Secara fisik maupun biologis, apa pun warna kulitnya, seberapa pun besar harta warisannya, pasti akan berpengaruh pada sikap atau perilaku. Misalnya, seseorang yang dilahirkan dalam situasi tidak ideal secara fisik tentu akan mencari cara agar fisiknya terlihat baik. Jadi, orang seperti ini memiliki daya juang dan kreativitas yang lebih tinggi dari orang normal. Faktor keturunan atau waris juga dapat memengaruhi perkembangan seseorang dalam berteman selain secara fisik saja. Artinya, hasil warisan orang tua kepada anaknya juga akan memengaruhi status sosial anak tersebut. Anak yang mendapat warisan akan bergaul dengan orang yang memiliki status sosial sama.

d. Pengalaman Unik
Jika pengalaman ini sering masuk dalam diskusi siswa atau diskusi keluarga, akan memiliki pengaruh yang positif. Suasana tertekan tidak muncul sehingga kepribadiannya cenderung menyenangkan, hangat, dan membantu orang lain untuk memecahkan masalah. Pengalaman seseorang tentu tidak dapat disamakan dengan orang lain walaupun mereka melakukan kegiatan yang sama. Perbedaan inilah yang disebut unik. Mengapa unik? Karena pengolahan pengalaman hanya dimiliki oleh seseorang secara individu. Dengan demikian, pengalaman unik akan muncul.

e. Sifat-Sifat Kecenderungan
Faktor ini meliputi beberapa hal sebagai berikut.

1) Agamis Religius
Sikap ini mengutamakan kepentingan rohaniah yang didasari dari pengalaman-pengalaman pribadinya mengenai agama. Dengan demikian, semua kegiatan diri ditujukan pada kegiatan keagamaan.

2) Sosial Estetis
Sifat kerja sama antarmanusia ini mengedepankan sifat rapi, indah, dan sopan dalam berhubungan dengan orang lain.

3) Dinamis Inovatif
Sikap ini dimiliki seseorang yang selalu ingin mengadakan perubahan dalam hidupnya. Selain itu, selalu mencari pembaruan untuk memperbaiki sistem sosial masyarakat.

Kelima faktor di atas dapat berjalan dalam pembentukan karakter apabila melalui empat tahapan dalam pembentukan kepribadian. Tahapan kepribadian meliputi tahap persiapan, tahap meniru, tahap
tindakan, dan tahap penyadaran diri.

a. Tahap Persiapan
Pada tahap ini setiap individu mengenal lingkungan secara minim. Pemahamannya hanya berdasarkan pada sesuatu yang dia pahami secara alamiah.

b. Tahap Meniru
Pada tahapan ini setiap individu mulai menirukan gerak dan kegiatan yang dilakukan orang lain. Pada tahap ini juga mulai dikenalkan sistem penerimaan atau respons atas stimulus (rangsangan) dari orang lain. Rangsangan ini dapat berupa gerak, tutur kata, dan cara berpikir. Jika seseorang menirukan, berarti telah berjalan tanggapan yang ada dalam dirinya. Pada tahap ini juga muncul hukum reward and punishment. Jika kita meniru orang lain dan berhasil dengan baik maka kita mendapat penghargaan (reward). Sebaliknya, jika tidak relevan dengan keadaan sekitar, kita akan mendapat hukuman atau celaan (punishment), baik moral maupun material.

c. Tahap Tindakan
Tahap ini ditandai dengan mulainya manusia mengenal lebih luas mengenai individu yang sama. Seusia dengan dirinya, sehobi dengan dirinya, atau sekomunitas dengan dirinya. Individu pada tahap ini sudah mulai mengenal dan memahami aturan, norma, dan perilaku masyarakat di sekitarnya. Hal ini sangat membantu individu untuk semakin memahami dirinya di tengah lingkungan yang luas. Jadi, seorang individu mulai mengenal banyak pilihan untuk dijalani.

d. Tahap Penyadaran Diri
Pada tahapan ini semua proses interaksi seseorang dilaksanakan dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak mana pun. Pada tahapan ini interaksi saling terjalin dengan pemahaman proaktif. Artinya, tidak ada saling tuntut dan meminta di antara pelaku interaksi. Akan tetapi, didasarkan pada kontribusi (sumbangan) pribadinya kepada kelompok tersebut.
Sikap dasar manusia ditentukan oleh tiga hal pokok, yaitu pengalaman manusia tentang hal yang akan disikapi, suara hati manusia, dan keberanian. Ketiga faktor tersebut sangat penting bagi seseorang untuk membangun karakter dalam dirinya. Sikap yang jelas akan membentuk seseorang memiliki karakter kuat yang dapat menjadi panutan bagi orang lain. Sikap yang jelas adalah sikap bebas, tidak mudah dipengaruhi orang lain, dan dapat dipertanggungjawabkan. Sikap inilah yang harus kita miliki jika kita ingin menjadi pemimpin. Tanpa sikap yang jelas, manusia mudah diombang-ambingkan.
Sumber: Howard Gardner dalam Five Minds for The Future
3. Pelaku Sosialisasi
Pelaku sosialisasi sangat beragam, yaitu pribadi, keluarga, lingkungan kerja, sekolah, dan komunitas lain. Pelaku sosialisasi secara pribadi dan keluarga disebut sosialisasi primer. Sementara itu, sosialisasi di luar keluarga dan pribadi atau dalam konteks lingkungan sekitar dinamakan sosialisasi sekunder. Pada proses tersebut seorang pelaku sosialisasi akan mengalami pemunculan sikap atau perubahan sikap. Sikap seseorang inilah yang akan menentukan langkah selanjutnya, yaitu berjalan atau tidaknya sosialisasi.

Apakah sikap itu sebenarnya? Kita sering mendengar kata sikap dalam segala perbincangan, tetapi jangan-jangan kita tidak tahu apa arti kata sikap. Sikap adalah keinginan manusia atau individu dalam bertindak berdasarkan kecenderungan seseorang untuk menerima dan atau menolak keadaan lingkungannya. Sebenarnya, sikap tidak dapat dinilai hanya dari satu sisi untuk menyebut sikap baik dan sikap buruk. Untuk lebih jelasnya, kita akan melihat uraian di bawah ini.

a. Pribadi
Proses sosialisasi pribadi merupakan proses awal bagi seseorang yang akan melakukan interaksi dengan orang lain. Artinya, dalam tahap ini semua syarat terjadinya sosialisasi diserahkan sepenuhnya kepada pribadi seseorang. Semakin seseorang mampu melakukan proses sosialisasi dengan baik maka hasilnya juga akan baik.

b. Keluarga
Pada proses sosialisasi, peran keluarga sangat dominan. Nilai-nilai universal (umum) tentang tanggung jawab seseorang ditanamkan dalam keluarga. Sosok ayah dan ibu sangat memengaruhi dalam proses sosialisasi. Orang tua yang memberikan pemahaman hidup dengan terbuka mampu menggambarkan sosialisasi pada anak-anak mereka. Hal ini sangat membantu seorang anak yang akan melakukan sosialisasi di luar lingkup diri dan keluarganya.

c. Teman Sebaya (Peer Group)
Teman sebaya adalah rekan, partner, atau teman yang memiliki usia hampir sama. Pada masa tertentu, seseorang akan memiliki orang lain selain keluarganya. Siapa yang mereka miliki selain keluarga? Jawabannya adalah teman. Seseorang yang memiliki teman sebaya mulai membagi perhatian antara keluarga dan teman. Pada masa ini, seseorang mulai membuka diri dengan hal baru. Teman sebaya memiliki pengaruh yang cukup besar dalam sosialisasi ataupun dalam pembentukan kepribadian.

Sosialisasi ini memerlukan pengawasan dari pihak yang berusia lebih tua dan memiliki otoritas. Jika tidak ada kontrol, sangat dimungkinkan akan terjadi proses yang tidak sehat. Masa ini merupakan masa seseorang mencari jati diri dan proses pengakuan sosial. Teman sebaya sangat menguntungkan apabila saling membantu. Sebaliknya, bukan untuk merusak tatanan masyarakat, seperti kelompok tawuran.

d. Guru dan Lingkungan Sekolah
Guru merupakan sosok yang dapat dijadikan partner untuk bersosialisasi. Peran guru adalah memberikan pengarahan dan pembimbingan serta fasilitator dalam memahami lingkungan. Misalnya, guru berperan dalam menanamkan pentingnya kedisiplinan dalam kehidupan. Nilai disiplin sangat penting untuk digunakan seseorang dalam menjalani kehidupan. Seseorang yang berhasil pasti memiliki kedisiplinan yang kuat. Dengan demikian, sosok guru dijadikan panutan atau teladan para siswa. Nilai positifnya bagi guru adalah guru akan selalu mencoba belajar dan hidup sebagai teladan bagi siswanya.

Lingkungan sekolah juga sangat membantu individu dalam proses sosialisasi. Sebagai contoh, jika kita perhatikan, sekolah kita telah memiliki sistem (alur kerja) dalam kesehariannya. Misalnya, nilai yang ditawarkan sekolah kepada setiap prbadi. Selain itu, sekolah sangat terbuka dalam membantu kita memahami orang lain dari sudut pandang bermacam-macam. Dengan demikian, lingkungan sekolah mampu memberikan pelajaran tentang HAM.

e. Media Massa
Proses sosialisasi oleh media massa adalah proses sosialisasi informasi yang telah terjadi. Pelaku sistem ini merupakan pelaku yang sangat kompeten dalam bidang pengolahan informasi. Akhirnya, informasi yang tersampaikan tidak akan membuat bingung masyarakat. Ciri pokok dari informasi yang disampaikan adalah informasi membentuk opini masyarakat tentang perilaku tertentu. Misalnya, informasi tentang perilaku negatif oknum (pelaku tertentu) anggota pemerintahan yang melakukan korupsi.

Secara umum, media massa baik elektronik maupun cetak dibuat untuk menjembatani adanya kepentingan-kepentingan dalam masyarakat. Media massa sering memberikan informasi, baik yang bersifat serius maupun yang dikemas dalam acara humor. Kepentingan dalam media massa, antara lain sebagai berikut.

  1. Kepentingan iklan. Iklan berguna bagi pengembangan usaha dan sosialisasi jenis produk sehingga membantu masyarakat yang memiliki usaha. Jika usahanya berjalan baik maka pemerintah dapat melaksanakan pembangunan negara lewat pajak dan investasi dari investor. Hal ini terjadi karena usaha lancar dan produknya dikenal oleh masyarakat.
  2. Alat kontrol masyarakat terhadap pemerintah. Hal ini penting dilakukan agar jalannya pemerintah dapat dipahami oleh masyarakat. Pemerintah yang baik adalah pemerintah yang mengutamakan kepentingan rakyat dalam membuat kebijakan. Oleh karena itu, media massa diperlukan sebagai alat yang dipahami dalam memberikan informasi bagi seluruh masyarakat.
  3. Alat sosialisasi kebijakan pemerintah. Kita sering melihat dalam surat kabar atau berita mengenai kebijakan pemerintah untuk masyarakat. Dalam hal ini, fungsi media massa adalah menyosialisasikan program pemerintah kepada masyarakat umum.

4. Bentuk-Bentuk Sosialisasi
Bentuk sosialisasi digolongkan menjadi dua, yaitu sistem sosialisasi partisipatif dan bentuk sistem sosialisasi represif.

a. Sosialisasi Partisipatif
Model sosialisasi ini secara sadar melibatkan orang lain dengan sukarela. Model ini dikembangkan oleh seseorang yang berkeinginan melakukan komunikasi dan hubungan dengan orang lain tanpa paksaan. Jika diuraikan, kegiatannya sebagai berikut.
  1. Inti kepentingan pada dua orang yang bersosialisasi (unsur kesadaran untuk berkomunikasi dan sosialisasi).
  2. Bentuk sosialisasi merupakan kebebasan yang tidak dipaksakan oleh pihak mana pun dan oleh siapa pun.
  3. Penghargaan atau reward muncul dalam usaha menempatkan orang lain sebagai partner.
b. Sosialisasi Represif
Sosialisasi ini berjalan satu arah dari seseorang kepada orang lain. Hubungan seperti ini dapat dilihat pada pola atau hubungan struktural dalam sebuah organisasi. Jika diuraikan, kegiatannya sebagai berikut.
  1. Inti kepentingan sosialisasi dari satu pihak saja, sedangkan pihak lain sebagai akibat dari keinginan ini.
  2. Bentuk sosialisasi merupakan bentuk teguran atau ancaman yang bersifat memaksa dan tidak bebas.
  3. Hukuman atas perilaku akan diberikan dalam sosialisasi model ini.
Jadi, ada dua macam model sosialisasi, yaitu partisipatif dan represif. Kedua model ini muncul karena adanya dua kepentingan yang berbeda. Dua pola ini sangat berpengaruh dengan proses sosialisasi, yaitu sosialisasi utama (primer) dan sosialisasi tambahan (sekunder). Proses sosialisasi primer akan berkaitan dengan hal yang sifatnya genetis dan khas. Misalnya, watak seseorang jika dipahami lebih jauh pasti tidak jauh dengan kedua orang tuanya. Watak seseorang dapat dibentuk dengan meniru keseharian yang sangat dekat dengan mereka, yaitu ayah atau ibu.

Watak yang terbentuk tidak jauh dari proses pembimbingan orang tua. Contoh konkretnya adalah dari gaya bicara, perilaku keseharian, sampai pada hal-hal yang lain. Misalnya, kebiasaan makan, warna kemeja, dan masih banyak lagi. Sosialisasi primer ini akan memunculkan kebiasaan yang diterima oleh masyarakat dan memiliki nilai keunggulan. Hal ini dikarenakan pada tahap ini sosialisasi merupakan modal untuk melakukan proses yang lebih luas.

Sosialisasi yang kedua adalah sosialisasi sekunder. Sosialisasi model ini mengharapkan seseorang bersikap proaktif dalam menjalin relasi (hubungan sosial). Sosialisasi sekunder berkaitan dengan sikap formal dan nonformal. Sosialisasi ini dijalankan secara umum oleh seseorang dalam masyarakat. Sosialisasi sekunder dibutuhkan bagi seseorang yang ingin memperluas cakrawalanya. Sosialisasi model ini sangat terkait dengan faktor geografis, biologis, dan ekologis. Misalnya, seseorang yang besar di lingkungan pantai tentu memiliki kebiasaan masyarakat pantai. Watak atau kepribadian orang di daerah pantai pasti berbeda dengan masyarakat di daerah pegunungan atau pedalaman.

Dua proses sosialisasi ini akan saling melengkapi. Watak yang dibentuk di lingkungan sosialisasi primer akan memperkuat tipe seseorang dalam bersosialisasi secara lebih luas. Dari watak ini akan muncul sikap yang mewarnai proses sosialisasi berikutnya. Sikap ini akan menentukan apakah seseorang akan bersosialisasi atau menolak proses sosialisasi. Seseorang dengan sikap yang telah terbentuk akan mudah untuk mewujudkan kebutuhan bersosialisasi.

Sikap ini menyangkut pemilihan dengan siapa dan di mana seseorang harus menjalin relasi (hubungan). Jika sikap ini diasah, akan menghasilkan pengalaman sosial yang sangat membantu seseorang untuk menjalani realitas sosial (kenyataan dalam masyarakat). Misalnya, lingkungan yang menurutnya sesuai untuk seseorang dalam berproses dan orang macam apa yang dapat bersosialisasi. Kebijakan seperti apa yang membuat seseorang berkembang atau tidak, serta hal apa yang membuat seseorang bersosialisasi? Dengan demikian, seseorang akan mudah dan nyaman dalam bersosialisasi.
Lebih baru Lebih lama